Rasululah Shallallahu 'Alaihi waSallam adalah insan pilihan,utusan terakhir yang diutus untuk menyampaikan risalah
arrahman ke seluruh alam.Beliau adalah suri tauladan yang terbaik dan menjadi panutan dalam kehidupan umat muslim sepanjang zaman hingga hari akhir.Keteladanan akhlak Rasulullah SAW telah ditegaskan dalam firmannya :
"Sesungguhnya telah ada pada diri Rasulullah itu suri tauladan yang baik bagimu,yaitu bagi orang yang mengharap rahmatAllah dan kedatangan hari kiamat dan yang banyak mengingat Aallah ." (QS. Al Ahzab (33): 21)
Akhlak Rasulullah adalah Al-Qur'an,hal ini diungkapkan oleh Aisyah ra.sebagai penghargaan dan kekaguman seorang istri terhadap rasul tercinta.Akhlak Rasulullah SAW.diumpamakan indah bagaikan Al-Quran,hal ini karena beliau adala Rasul (utusan allah) yang dipilih untuk menyampaikan amanat dari tuhannya dan melaksanakan tanggung jawab menyampaikan risalah dakwah kepada seluruh alam,sehingga sampai pada kita kini.Kita dapat merasakan seruan dakwah beliau dengan nikmat iman dan islam yang menjadi penguat akidah kita.
Rasulullah SAW.adalah seseorangyang terpuji dan dikagumi serta disegani baik oleh kawan maupun lawan.Bagaimana tidak,Rasulullah SAW.tetap melemparkan senyuman tatkala dicaci,dihina,dan difitnah oleh musuh musuh islam sewaktu beliau menyampaikan risalah dakwahnya.Malahan Rasulullah senantiasa rendah hati,berbicara dengan lemah lembut untuk menarik simpati agar siapapun yang diajaknya berbicara akan mau masuk islam.
Pribadi Rasulullah SAW.sungguh menawan,walaupun bergelar nabi,namun beliau tidak sedikitpun angkuh dan sombong dengan kedudukannya yang sangat mulia di sisi Allah Subhanahu wa Ta'ala. Rasulullah SAW merupakan seorang sahabat dan teman yang sejati,seorang suami yang setia dan lemah lembut,seorang ayah yang penyayang dan penyabar,seurang pemimpin yang adil,bijaksanadan berkharisma,juga hamba Allah SWT.yang wara' dan tawadlu serta taat kepada Allah SWT.
Keindahan akhlak Rasulullah SAW. sesuai dengan gelar yang disematkan. Al-amin yang artinya dapat dipercaya, tanggung jawab yang diamanahkan sebagai pembawa risalah, memberi petunjuk dan jalan dari kemunkaran kepada kema'rufan,dari yang bathil kepada yang haq, dari kegelapan menuju cahaya yang terang benderang.
Jika Allah SWT, telah menegaskan bahwasanya SAW.adalah yang patut kita jadikan panutan,yang patut kita jadikan contoh teladan,yang patut kita jadikan sebaik baik standar pola langkah kita,lantas mengapa kita terjebak menjadikan orang selain Rasulullah SAW sebagai panutan? Hingga pantas saja jika kita kecewa,kita bingung dan gelisah.
Kita berkhidmat kepada para ulama, guru, orang tua, namun pada saat ingin mencari figur yang layaknya dijadikan suri tauladan hanyalah Rasulullah SAW. yang menjadi pilihan paling telat.berusaha mengamalkan dan mencoba menghayatinya.Mendengar atau elihat para ulama, guru atau orang tua berbuat salah, hal ini tidak akan membuat berkurang rasa khidmat kita pada mereka,sebab kitapun sudah mafhum bahwa mereka juga manusia yang tidak bisa luput dari khilaf.
Nabi Muhammad SAW sebagai panutan kita adalah harga mati yang tdk bisa ditawar lagi. Bagaimana beliau bersabar,bersyukur,berhijad,dan bertafakur adalah tolak ukur yang kita jdikan standar pasti. Orang orang shaleh akan aneh jika melihat atau mendengar kita menggerutu mencaci maki seorang ulama yang berbuat salah,karena sebelumnya kita mengatakan kepada mereka bahwa kita juga ingin menjadi orang yang shaleh.Sebab orang orang shaleh akan menganngap wajar seorang ulaa berbuat salah,tokoh ulama adalah orang yang sama berpanutan kepada Rasulullah SAW.
Perkara memilih panutan adalah perkara yang penting dalam hidup kita . Tanpa adanya panutan adalah bagaikan memotong kain untuk dijadikan pakaian tanpa ada polanya.Hasilnya tentu tidak akan pas di badan,sebab berdasarkan perkiraan tanpa standar pasti ketika memotongnya yang asal potong saja.Ragu ragu melangkah dalam perilaku hidup,jelas adalah sikap yang terjadi tanpa adanya panutan bagaimana seharusnya menjalani dan tiada panutan lain selain beliau,bila kita ingin meraih kebahagiaan di dunia dan di akhirat.
Selama kita merenungkan perilaku kita,selama itu pula kita selalu membandingkan perilaku kita dengan perilaku Rasulullah SAW. Tidak ada kecewa, tidak ada kata putus asa, tidak berprasangka buruk kepada Allah SWT.adalah jaminan hasil renungan kita bila tidak lepas dari pola hidup Rasulullah SAW.Usaha kita menjadi manusia yang mulia dalam pandangan Allah SAW. I nsya Allah akan menemukan titik terang,apabila usaha Rasulullah SAW mengamalkan islam tetap istiqomah dijadikan panduan.
Pahit getir menapaki lika liku kehidupan tetap berbuah ketenangan jiwa, sebab pahit getirnya perjuangan kita manakala dibandingkan dengan perjuangan Rasulullah ternyata tidak seberapa. Walaupun ada ulama terkenal seantero jagad, walaupun ada guru dengan muridnya yang tersebar di setiap pelosok negeri, walaupun orangtua kita begitu banyak jasa dan pengorbanannya, semuanya kita hormati dengan penghormatan yang tidak melebihi kepada Rasulullah SAW.
Yakinnya kita kepada islam sebagai satu satunya jalan menuju kemuliaan , adalah hasil perenungan bagaimana Rasulullah SAW. mendapat pujian sebagai manusia termulia dari dulu hingga kini sampai akhir zaman. Apabila kita menanyakan secara jujur dengan segala hormat kepada para ulama, guru dan orang tua, sesungguhnya merekapun tengah berupaya menjadikan Rasulullah SAW. sebagai panutan.Berarti kesepakatan telah terjadi untuk sama sama menjadikan Rsulullah SAW sebagai panutan,bukan mereka yang kita jadikan panutan.
Cahaya terang yang memberikan kita petunjuk pada jalan yang lurus hanyalah dengan mengikuti Rasulullah SAW. sebagai panutan kita, Allah SWT telah menjamin dalam firmannya :
"... dan ikutilah Dia, supaya kamu mendapat petunjuk."(QS.Al A'raaf (7) :158)
